Sabtu, 28 April 2018

Hati Ini Tetep Hina

(قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً ۖ وَكَذَٰلِكَ يَفْعَلُونَ)
[Surat An-Naml 34]

- Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Takwil Sufistiknya;

"Sesungguhnya 'Ilahi' apabila memasuki suatu 'hati', niscaya Ilahi akan memfanakannya, dan menjadikan seseorang yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat".

Sebab itu jika seseorang telah mengaku hatinya telah bertemu dengan Tuhan, seharusnya ia merasakan kehinaan dan kerendahan dihadapan Ilahi. tak lantas membuat hatinya menjadi mulia.

Jadi jika hati seseorang merasa mulia karena merasa dirinya telah menjadi seorang sufi atau telah memahami terma-terma sufistik, sebenarnya pada saat itu bukan Ilahi yang bertajalli pada hatinya, namun yang bertajalli adalah keangkuhan, kesombongan, ujub, dan riya dimana sifat-sifat tersebut adalah manifestasi dari sifat-sifat setan.

~ Muh. Nur. Jabir ~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Survei Terbaru : Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah

Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat li...