Kamis, 21 Desember 2017

Gus Dur, Soal Presiden

Di akhir tahun 1998 Gus Dur rawuh (datang) di Wonosobo. Saat itu sedang ramainya era reformasi, beberapa bulan setelah Pak Harto jatuh. Dan ini terjadi beberapa bulan sebelum Gus Dur menjadi orang nomer satu di Negeri ini. Beliau masih menjabat sebagai Ketua PBNU.

Bertempat di Gedung PCNU Wonosobo, Gus Dur mengadakan pertemuan dengan pengurus NU dari Wonosobo, Banjarnegara, Pubalingga, Kebumen, Temanggung dan Magelang. Tentu saja semua kiai ingin tahu pendapat Gus Dur tentang situasi politik terbaru. Penulis hadir di situ walaupun bukan kiai, dan duduk persis di depan Gus Dur. Penulis lah yang menuntun Gus Dur menaiki Lantai 2 PCNU Wonosobo.

“Pripun Gus situasi politik terbaru?” tanya seorang kiai.

“Orde Baru tumbang, tapi Negeri ini sakit keras.” kata Gus Dur.

“Kok bisa Gus?”

“Ya bisa, wong yang menumbangkan Orde Baru pakainya emosi dan ambisi tanpa perencanaan yang jelas. Setelah tumbang mereka bingung mau apa, sehingga arah reformasi gak genah. Bahkan Negeri ini di ambang kehancuran, di ambang perang saudara. Arah politik Negeri ini sedang menggiring Negeri ini ke pinggir jurang kehancuran dan separatisme. Lihat saja, baru berapa bulan Orde Reformasi berjalan, kita sudah kehilangan propinsi ke-27 kita, yaitu Timor Timur.” kata Gus Dur.

Kiai tersebut sebagaimana biasa, kalau belum mulai bicara. Pak Habibi, kita semua akan merasa kasihan dengan sikap Gus Dur yang datar dan seperti capek sekali dan seperti aras-arasen bicara. Tapi kalau sudah mulai, luar biasa memikat dan ruangan jadi sepi kayak kuburan, tak ada bunyi apapun selain pangendikan Gus Dur.

Seorang kiai penasaran dengan calon presiden devinitif pengganti Pak Habibi yang hanya menjabat sementara sampai sidang MPR. Ia bertanya: “Gus, terus siapa yang paling pas jadi Presiden nanti Gus?”

“Ya saya, hehehe…” kata Gus Dur datar.

Semua orang kaget dan menyangka Gus Dur guyon seperti biasanya yang memang suka guyon.

“Yang bisa jadi presiden di masa seperti ini ya hanya saya kalau Indonesia gak pingin hancur. Dan saya sudah dikabari kalau-kalau saya mau jadi presidan walau sebentar hehehe...” kata Gus Dur mantab.

“Siapa yang ngabari dan yang nyuruh Gus?” tanya seorang kiai.

“Gak usah tahu. Orang NU tugasnya yakin saja bahwa nanti presidennya pasti dari NU,” kata Gus Dur masih datar seperti guyon.

Orang yang hadir di ruangan itu bingung antara yakin dan tidak yakin mengingat kondisi fisik Gus Dur yang demikian. Ditambah lagi masih ada stok orang yang secara fisik lebih sehat dan berambisi jadi presiden, yaitu Amin Rais dan Megawati. Tapi tidak ada yang berani mengejar pertanyaan tentang presiden RI.

Kemudian Gus Dur menyambung: “Indonesia dalam masa menuju kehancuran. Separatisme sangat membahayakan. Bukan separatismenya yang membahayakan, tapi yang memback up di belakangnya. Negara-negara Barat ingin Indonesia hancur menjadi Indonesia Serikat, maka mereka melatih para pemberontak, membiayai untuk kemudian meminta merdeka seperti Timor Timur yang dimotori Australia.”

Sejenak sang Kiai tertegun. Dan sambil membenarkan letak kacamatanya ia melanjutkan: “Tidak ada orang kita yang sadar bahaya ini. Mereka hanya pada ingin menguasai Negeri ini saja tanpa perduli apakah Negeri ini cerai-berai atau tidak. Maka saya harus jadi presiden, agar bisa memutus mata rantai konspirasi pecah-belah Indonesia. Saya tahu betul mata rantai konspirasi itu. RMS dibantu berapa Negara, Irian Barat siapa yang back up, GAM siapa yang ngojok-ojoki, dan saya dengar beberapa propinsi sudah siap mengajukan memorandum. Ini sangat berbahaya.”

Kemudiaan ia menarik nafas panjang dan melanjutkan: “Saya mau jadi presiden. Tetapi peran saya bukan sebagai pemadam api. Saya akan jadi pencegah kebakaran dan bukan pemadam kebakaran. Kalau saya jadi pemadam setelah api membakar Negeri ini, maka pasti sudah banyak korban. Akan makin sulit. Tapi kalau jadi pencegah kebakaran, hampir pasti gak akan ada orang yang menghargainya. Maka, mungkin kalaupun jadi presiden saya gak akan lama, karena mereka akan salah memahami langakah saya.”

Seakan mengerti raut wajah bingung para kiai yang menyimak, Gus Dur pun kembali selorohkan pemikirannya. “Jelasnya begini, tak kasih gambaran,” kata Gus Dur menegaskan setelah melihat semua hadirin tidak mudeng dan agak bingung dengan tamsil Gus Dur.

“Begini, suara langit mengatakan bahwa sebuah rumah akan terbakar. Ada dua pilihan, kalau mau jadi pahlawan maka biarkan rumah ini terbakar dulu lalu datang membawa pemadam. Maka semua orang akan menganggap kita pahlawan. Tapi sayang sudah terlanjur gosong dan mungkin banyak yang mati, juga rumahnya sudah jadi jelek. Kita jadi pahlawan pemyelamat yang dielu-elukan.”

Kemudian lanjutnya: “Kedua, preventif. Suara langit sama, rumah itu mau terbakar. Penyebabnya tentu saja api. Ndilalah jam sekian akan ada orang naruh jerigen bensin di sebuah tempat. Ndilalah angin membawa sampah dan ranggas ke tempat itu. Ndilallah pada jam tertentu akan ada orang lewat situ. Ndilalah dia rokoknya habis pas dekat rumah itu. Ndilalalah dia tangan kanannya yang lega. Terus membuang puntung rokok ke arah kanan dimana ada tumpukan sampah kering.”

Lalu ia sedikit memajukan duduknya, sambil menukas: “Lalu ceritanya kalau dirangkai jadi begini; ada orang lewat dekat rumah, lalu membuang puntung rokok, puntung rokok kena angin sehingga menyalakan sampah kering, api di sampah kering membesar lalu menyambar jerigen bensin yang baru tadi ditaruh di situ dan terbakarlah rumah itu.”

“Suara langit ini hampir bisa dibilang pasti, tapi semua ada sebab-musabab. Kalau sebab di cegah maka musabab tidak akan terjadi. Kalau seseorang melihat rumah terbakar lalu ambil ember dan air lalu disiram sehingga tidak meluas maka dia akan jadi pahlawan. Tapi kalau seorang yang waskito, yang tahu akan sebab-musabab, dia akan menghadang orang yang mau menaruh jerigen bensin, atau menghadang orang yang merokok agar tidak lewat situ, atau gak buang puntung rokok di situ sehingga sababun kebakaran tidak terjadi.”

Sejenak semua jamaah mangguk-mangguk. Kemudian Gus Dur melanjutkan: “Tapi nanti yang terjadi adalah, orang yang membawa jerigen akan marah ketika kita cegah dia naruh jerigen bensin di situ: “Apa urusan kamu, ini rumahku, bebas dong aku naruh di mana?” Pasti itu yang akan dikatakan orang itu.”

“Lalu misal ia memilih menghadang orang yang mau buang puntung rokok agar gak usah lewat situ, Kita bilang: “Mas, tolong jangan lewat sini dan jangan merokok. Karena nanti Panjenengan akan menjadi penyebab kebakaran rumah itu.” Apa kata dia: “Dasar orang gila, apa hubungannya aku merokok dengan rumah terbakar? Lagian mana rumah terbakar?! Ada-ada saja orang gila ini. Minggir! saya mau lewat.”

Kini makin jelas arah pembicaraannya dan semua yang hadir makin khusyuk menyimak. “Nah, ini peran yang harus diambil NU saat ini. Suara langit sudah jelas, Negeri ini atau rumah ini akan terbakar dan harus dicegah penyebabnya. Tapi resikonya kita tidak akan popular, tapi rumah itu selamat. Tak ada selain NU yang berpikir ke sana. Mereka lebih memilih: “Biar saja rumah terbakar asal aku jadi penguasanya, biar rumah besar itu tinggal sedikit asal nanti aku jadi pahlawan maka masyarakat akan memilihku jadi presiden.”

“Poro Kiai ingkang kinormatan.” kata Gus Dur kemudian. “Kita yang akan jadi presiden, itu kata suara langit. Kita gak usah mikir bagaimana caranya. Percaya saja, titik. Dan tugas kita adalah mencegah orang buang puntung rokok dan mencegah orang yang kan menaruh bensin. Padahal itu banyak sekali dan ada di banyak negara. Dan pekerjaan itu secara dzahir sangat tidak popular, seperti ndingini kerso. Tapi harus kita ambil. Waktu yang singkat dalam masa itu nanti, kita gak akan ngurusi dalam Negeri.”

“Kita harus memutus mata rantai pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka di Swiss, kita harus temui Hasan Tiro. Tak cukup Hasan Tiro, presiden dan pimpinan-pimpinan negara yang simpati padanya harus didekati. Butuh waktu lama,” lanjut Gus Dur.

“Belum lagi separatis RMS (Republik Maluku Sarani) yang bermarkas di Belanda, harus ada loby ke negara itu agar tak mendukung RMS. Juga negara lain yang punya kepentingan di Maluku,” kata Gus Dur kemudian.

“Juga separatis Irian Barat Papua Merdeka, yang saya tahu binaan Amerika. Saya tahu anggota senat yang jadi penyokong Papua Merdeka, mereka membiayai gerakan separatis itu. Asal tahu saja, yang menyerang warga Amerika dan Australia di sana adalah desain mereka sendiri.”

Kemudian Gus Dur menarik nafas berat, sebelum melanjutkan perkataan berikutnya. “Ini yang paling sulit, karena pusatnya di Israel. Maka, selain Amerika saya harus masuk Israel juga. Padahal waktu saya sangat singkat. Jadi mohon para kiai dan santri banyak istighatsah nanti agar tugas kita ini bisa tercapai. Jangan tangisi apapun yang terjadi nanti, karena kita memilih jadi pencegah yang tidak populer. Yang dalam Negeri akan diantemi sana-sini.”

Sekonyong beliau berdiri, lalu menegaskan perkataan terakhirnya: “NKRI bagi NU adalah Harga Mati!”

“Saya harus pamit karena saya ditunggu pertemuan dengan para pendeta di Jakarta, untuk membicarakan masa depan negara ini. Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...” tutup Gus Dur.

Tanpa memperpanjang dialog, Gus Dur langsung pamit. Kita bubar dengan benak yang campur-aduk, antara percaya dan tidak percaya dengan visi Gus Dur. Antara realitas dan idealitas, bahwa Gus Dur dengan sangat tegas di hadapan banyak kiai bahwa dialah yang akan jadi presiden. Terngiang-ngiang di telinga kami dengan seribu tanda tanya.

Menghitung peta politik, rasanya gak mungkin. Yang terkuat saat itu adalah PDIP yang punya calon mencorong Megawati putri presiden pertama RI yang menemukan momentnya. Kedua, masih ada Partai Golkar yang juga Akbar Tanjung siap jadi presiden. Di kelompok Islam modern ada Amien Rais yang juga layak jadi presiden, dan dia dianggap sebagian orang sebagai pelopor Reformasi.

Maka kami hanya berpikir bahwa, rasional gak rasional, percoyo gak percoyo ya percoyo aja apa yang disampaikan Gus Dur tadi. Juga tentang tamsil rumah tebakar tadi. Sebagian besar hadirin agak bingung walau mantuk-mantuk karena gak melihat korelasinya NU dengan jaringan luar negeri.

Sekitar 3 bulan kemudian, Subhanallah… safari ke luar ternyata Gus Dur benar-benar jadi Presiden. Dan Gus Dur juga benar-benar bersafari ke luar negeri seakan maniak plesiran. Semua negara yang disebutkan di PCNU Wonosobo itu benar-benar dikunjungi. Dan reaksi dalam negeri juga persis dugaan Gus Dur saat itu bahwa Gus Dur dianggap foya-foya, menghamburkan duit negara untuk plesiran. Yang dalam jangka waktu beberapa bulan sampai 170 kali lawatan. Luar biasa dengan fisik yang (maaf) begitu, demi untuk sebuah keutuhan NKRI.

Pernah suatu ketika Gus Dur lawatan ke Paris (kalau kami tahu maksudnya kenapa ke Paris). Dalam negeri, para pengamat politik dan politikus mengatakan kalau Gus Dur memakai aji mumpung. Mumpung jadi presiden pelesiran menikmati tempat-tempat indah dunia dengan fasilitas negara.

Apa jawab Gus Dur: “Biar saja, wong namanya wong ora mudeng atau ora seneng. Bagaimana bisa dibilang plesiran wong di Paris dan di Jakarta sama saja, gelap gak lihat apa-apa, koq dibilang plesiran. Biar saja, gitu aja koq repot!”

Masih sangat teringat bahwa pengamat politik yang paling miring mengomentrai lawatan Gus Dur sampai masa Gus Dur lengser adalah Alfian Andi Malarangeng, mantan Menpora. Tentu warga NU gak akan lupa sakit hatinya mendengar ulasan dia. Sekarang terimalah balasan dari Tuhan.

Satu-satunya pengamat politik yang fair melihat sikap Gus Dur, ini sekaligus sebagai apresiasi kami warga NU, adalah Hermawan Sulistyo, atau sering dipanggil Mas Kiki. terimakasih Mas Kiki.

Kembali ke topik. Ternyata orang yang paling mengenal sepak terjang Gus Dur adalah justru dari luar Islam sendiri. Kristen, Tionghoa, Hindu, Budha dll. mereka tahu apa yang akan dilakukan Gus Dur untuk NKRI ini. Negeri ini tetap utuh minus Timor Timur karena jasa Gus Dur. Beliau tanpa memikirkan kesehatan diri, tanpa memikirkan popularitas, berkejaran dengan sang waktu untuk mencegah kebakaran rumah besar Indonesia.

Dengan resiko dimusuhi dalam negeri, dihujat oleh separatis Islam dan golongan Islam lainnya, Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh. Diturunkan dari kursi presiden juga gak masalah bagi beliau walau dengan tuduhan yang dibuat-buat. Silakan dikroscek data ini. Lihat kembali keadaan beberapa tahun silam era reformasi baru berjalan, beliau sama sekali gak butuh gelar “Pahlawan"

Sumber : via fanpage facebook - Galeri Foto dan Kisah Teladan Ulama'

Rabu, 20 Desember 2017

Terungkap Masa Muda Jokowi saat Jadi Mahasiswa, Sering Habiskan Malam Minggu di Merapi

Presiden Jokowi baru saja mengunjungi almamaternya di Fakultas Kehutanan UGM.

Kesempatan itu datang serangkaian acara mengisi kuliah umum di Rapat Terbuka UGM Dies Natalis ke-68, Selasa (19/12/2017).

Teman, sahabat, termasuk dosen pun buka bukaan soal Jokowi muda, ya ketika Joko Widodo masih jadi mahasiswa.

Bambang Supriambodo, teman seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM mengatakan bahwa pada masa kuliah, Jokowi tidak pernah mempunyai pacar alias jomblo.

"Dia (Jokowi) jomblo, jadi sering naik Gunung Merapi setiap malam minggu," kata Bambang, Selasa (19/12/2017).

Bambang juga menuturkan tidak hanya Jokowi saja yang menjomblo, tetapi mayoritas mahasiswa seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM juga jomblo.

"Sering naik gunung, Merapi hiburan malam minggu, karena dia (Jokowi) Jomblo, Kehutanan UGM dulu kan ceweknya delapan, cowoknya 80. Jadi tidak ada yang naksir sama teman seangkatan," tuturnya.

Bambang menerangkan bahwa Fakultas Kehutanan UGM dulu terkenal jago olahraga, sedangkan urusan percintaan dikesampingkan oleh mereka.

Menurut Bambang, selama berteman saat kuliah dulu, Jokowi merupakan sosok yang sederhana dan energik.

"Sederhana banget tapi gaul. Karena dia hobi musik keras dan suka main gitar. Itu mencerminkan dia energik sekali, waktu naik Gunung Kerinci, dia paling duluan sampai ke atas," ungkapnya.

Bambang juga memiliki kesan tersendiri perihal kawannya itu yang saat ini sudah menjadi Presiden Republik Indonesia.

"Saya terkesan sekali, dia benar-benar peduli terhadap lingkungan. Waktu mendaki itu bawa supermi (makanan favorit), teman-teman dimarahi buang bungkus supermi, akhirnya dikantongi sama dia," ceritanya.

Selain itu Jokowi juga enggan membawa turun Bunga Edelweis, yang saat itu menjadi tren kalau bukti naik gunung yaitu membawa pulang bunga edelweis.

agi Jokowi tidak setuju kalau bunga edelweis dipetik, kita nikmati saja, kalau kita sudah bawa turun, kita hanya menjadikan dia sampah padahal dia indah," kata Bambang menceritakan apa yang Jokowi ucapkan.

Sejak dulu, Jokowi terkenal ngemong (mengasuh) kepada sesama teman seangkatannya.

"Jokowi ngemong orangnya, sesama teman itu ngemong. Kepada sesama teman, dia tidak pernah merasa yang paling hebat, selalu dia menjadi pendengar yang baik," ujar Bambang.

"Tapi kalau sudah ngomong, teman-teman bilang, jok, kamu itu kayak orangtua saja. Setelah kita tahu ternyata dia anak pertama, adiknya perempuan semua. Jadi secara tidak langsung, dia harus menjadi contoh di dalam keluarga itu," pungkas Bambang. 

Sumber : http://wow.tribunnews.com/2017/12/20/terungkap-masa-muda-jokowi-saat-jadi-mahasiswa-sering-habiskan-malam-minggu-di-merapi?

Senin, 18 Desember 2017

Kompetisi Diba' Pelajar NU Sidoarjo

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecamatan Sidoarjo Kabupaten Sidoarjo gelar lomba diba’ se-Kecamatan Sidoarjo tingkat umum. Dengan mengusung tema "Menjalin Ukhuwah Menebar Berkah" yang merupakan bagian dari kegiatan Departemen Dakwah dan Pendidikan. Lomba yang dikuti oleh ranting dan komisariat di Kecamatan Sidoarjo dinilai oleh 2 juri yang bersal dari Pengurus Harian IPPNU Kecamatan Sidoarjo Miftakhul Ulla sebagai juri Irama dan Vocal, sedangkan untuk juri Adab Rahmat Asmayadi Ketua IPNU Sidoarjo periode 2012-2014. Hasil juri pun langsung dikumpulkan ke panitia dan ditentukan juaranya, sesuai ketentuan panitia penyelenggara, dari semua peserta lomba akan diambil 3 pemenang. Adapun para juara lomba diba’ yang diikuti oleh masing-masing perwakilan PAC, PK (Pengurus Komisariat), PR (Pengurus Ranting), PKPT (Pengurus Komisariat Perguruan Tinggi), TPQ (Taman Pendidikan Al – Quran) se-Kecamatan Sidoarjo ini sebagai berikut. • Juara I : PK IPPNU SMK Plus Sabilur Rosyad Sidoarjo • Juara II : PR IPNU Suko - Sidoarjo • Juara III : PK IPPNU SMK Plus NU Sidoarjo Dalam sambutannya Diana Hayati, Ketua panitia lomba mengungkapkan kegiatan tersebut selain untuk melestarikan kesenian musik shalawat di kalangan pemuda, juga guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. “Dengan adanya lomba ini, kami ingin membudayakan kembali rasa gemar membaca sholawat Nabi Muhammad SAW di kalangan pelajar,” jelasnya, Ahad (17/12) Upaya untuk menanamkan budaya keislaman itu, imbuh dia, memang perlu ditanamkan sejak dini dengan beragam pola, agar keimanan dan ketakwaan seseorang tak gampang dipengaruhi oleh perkembangan paham yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) an-Nahdliyah. “Prestasi sebenarnya bukan segalanya, tetapi lebih pada pembelajaran dan pembentukan karakter anak sejak dini yang bernafaskan Islam. Dimana generasi muda yang gemar membaca sholawat Nabi Muhammad SAW,” imbuh Diana. Lebih jauh Ketua PAC IPNU Sidoarjo M. Chusein Al-Ghozi berharap ajang lomba ini juga hendaknya bisa dijadikan momentum shilaturrahim antar sesama. “Kami berharap dengan terlaksananya lomba diba’ tidak menjadikan ajang permusuhan antara peserta satu dengan yang lainya,” harap dia. Kegiatan yang digelar di Masjid Agung Sidoarjo, Ahad (17/12/2017) itu mendapat dukungan positif dari warga nahdliyin setempat juga masyarakat di lingkungan sekitar. Tampak hadir pada kesempatan itu Mewakili Pemerintahan Kecamatan Sidoarjo Kepala Kesra Endah Tri Rahmawati, berbagai jajaran pengurus badan otonom (Banom) NU Sidoarjo, serta para undangan lainnya. Endah Tri saat memberikan sambutannya mengapresiasi terhadap kreatifitas dan semangat pelajar untuk menjembatani pemuda Sidoarjo dalam mempertahankan budaya-budaya NU. “Kami sangat mengapresiasi baik akan terlaksananya kegiatan lomba diba’ se-Kecamatan Sidoarjo oleh PAC IPNU-IPPNU Sidoarjo Kota ini,” ujarnya.

Selasa, 12 Desember 2017

KUTANG, SANTRI NAKAL DAN GUS DUR

Setelah menempuh pendidikan pesantren di Tegalrejo, Magelang. Gus Dur diminta Kiai Abdul Fattah Hasyim, pamannya, untuk membantu mengurus Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas di Jombang pada 1959. Usia Gus Dur saat itu sudah hampir 20 tahun.

Setelah mendapat restu dari Kiai Chudhori, Gus Dur membantu Kiai Fattah mengurus pesantren sebagai kepala keamanan pondok. Kisah ini pernah diceritakan oleh KH Anwar Zahid, Bojonegoro, Jawa Timur.

Tugas Gus Dur sebagai kepala keamanan saat itu cukup sederhana. Yakni menindak santri yang melanggar peraturan, bahkan kalau perlu menghukum secara langsung. Dalam bahasa santri "di-takzir”.

Di pondok itu ada satu santri yang luar biasa nakal.
“Saya geregatan sama santri nakal itu,”
kata Gus Dur.
Hal itu bahkan sampai membuat Gus Dur “niteni” atau mengincar setiap kesalahan yang diperbuatnya karena begitu jengkel.

Bagaimana tidak jengkel, jika kulit bedug di pesantren Tambakberas sering dipotong sedikit demi sedikit sampai membuatnya berlubang-lubang?

“Siapa ini ada orang berani-beraninya mencuri kulit bedug masjid?”
kata Gus Dur.

Setelah diselidiki oleh bagian keamanan, akhirnya terjawab kenapa kulit bedug ini bisa hilang. Kulit bedug masjid yang terbuat dari kulit sapi asli ini dicuri salah satu santri. Setelah ketahuan siapa yang mencuri si santri dipanggil untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

“Kenapa kamu mencuri kulit bedug?”
tanya Gus Dur,
"Kamu jual ya? Biar dapat duit?”
lanjut Gus Dur.

Santri itu menunduk diam saja.

Setelah didesak berulang kali akhirnya si santri menjawab,
“Anu, Kang, digoreng buat lauk makan. Jadi krecek.”

Sontak saja Gus Dur malah tertawa mendengar alasan si santri mencuri kulit bedug masjid. Dengan alasan itu, Gus Dur tidak mentakzir berlevel keras. Si santri tetap dihukum, tapi masih pada level-level ringan.

Bukannya kapok, si santri ini tetap nakal. Salah satu bentuk kenakalannya adalah ia sering masuk ke kompleks pondok putri. Mengintip para santri putri.

Masalahnya tidak pernah bisa ditemukan bukti-bukti yang bisa digunakan untuk melaporkannya kepada Kiai Fattah. Karena pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran tingkat tinggi. Dan hukuman yang menanti pun tingkatnya ada di level tertinggi pula, yaitu diusir dari pondok pesantren.

Karena selalu gagal dalam melakukan “operasi tangkap tangan”, Gus Dur akhirnya memilih cara alternatif untuk bisa menangkap santri nakal ini dengan bukti serta alasan yang cukup kuat. Dalam kesimpulan Gus Dur, jika suka mengintip perempuan, itu berarti pikiran bocah ini pasti mesum. Dan karenanya pasti ada sesuatu di dalam lemarinya yang menunjukkan kemesuman itu.

Akhirnya Gus Dur melakukan razia ke lemari-lemari santri putra. Benar saja, dalam lemari santri yang dimaksud, ditemukan sebuah kutang, yang setelah diselidiki memang salah satu kutang dari pondok putri.
Gus Dur senang, karena dengan ini si santri akan mendapatkan hukuman tertinggi sesuai dengan hukum yang berlaku di pesantren.

Dengan senanh Gus Dur pun menghadap Kiai Fattah sambil membawa kutang sebagai alat bukti. Begitu sudah sampai ndalem (kediaman) Kiai Fattah, Gus Dur mengeluarkan kutang curian tersebut.

“Itu apa, Dur? Kenapa kamu bawa kutang kemari?”
tanya Kiai Fattah heran.

“Pak Kiai, ini hasil curian salah satu santri putra. Namanya Fulan bin Fulan. Dia sering ngintip ke pondok putri. Di dalam lemarinya saya temukan bukti ini,”
kata Gus Dur,
“Saya sama teman-teman dari keamanan pondok sepakat, agar santri ini bisa segera dikeluarkan.”

“Oh, begitu,”
kata Kiai Fattah.

“Santri ini nakal banget, Kiai,”
kata Gus Dur kepada pamannya.

“Lho, santri nakal, kok, dilaporkan ke aku? Mau dikeluarkan lagi,”
kata Kiai Fattah,
"Kalau lapor ke aku, lapor santri yang sudah baik, sudah pintar, biar aku keluarkan dari pondok. Orang tua santri itu berharap anaknya pulang dari pondok biar jadi makin baik, bukan malah jadi tambah nakal,”
tambah Kiai Fattah.

Mendengar jawaban itu, Gus Dur heran.
“Lha.. terus gimana ini Kiai?”
tanya Gus Dur.

“Begini saja. Aku hargai musyawarah para pengurus keamanan. Karena kalian sudah sepakat untuk mengeluarkannya, ya sudah aku ya sepakat,”
kata Kiai Fattah.

Gus Dur tersenyum senang mendengarnya.

“Keluar dari pondok, lalu masuk ke sini saja,”
kata Kiai Fattah menunjuk kediamannya sendiri.

Gus Dur terkejut mendengarnya.
“Maksudnya, Kiai?”

“Iya, dipindahkan ke sini. Ke ndalem. Rumahku. Kamu aturlah sama teman-temanmu. Pokoknya mulai hari ini santri itu dipindah ke sini,”
kata Kiai Fattah menunjuk kediamannya sendiri.

Meski bingung dengan perintah pamannya, pada akhirnya Gus Dur tetap menurut. Mengeluarkan si santri dari pondok, tapi malah memasukkannya ke ndalem Kiai Fattah.
“Bukannya dikeluarkan, malah naik pangkat ini santri,”
komentar teman-teman si santri.

Pada akhirnya, karena kamarnya dekat dengan kamar Kiai Fattah, si santri jadi orang pertama yang selalu ditemui Kiai Fattah ketika bangun tidur, berangkat ngaji, sampai dengan salat tahajud.

Ketika Kiai Fattah mengajar ngaji, si santri disuruh membawakan kitab dan menandai halaman-halamannya. Hal itu tanpa sadar membuat si santri mau tidak mau ikut mengaji tanpa bisa membolos satu kali pun. Karena sering harus menandai bagian yang akan dimulai dan yang diakhiri, ia jadi belajar membaca kitab kuning.

Selain itu, setiap Kiai Fattah akan salat, santri ini disuruh mempersiapkan tempat salat. Entah itu salat wajib atau pun sunah. Dengan pola seperti itu, akhirnya si santri dengan terpaksa mengikuti laku hidup Kiai Fattah selama bertahun-tahun. Pada akhirnya, diawali dengan terpaksa, si santri jadi terbiasa dan benar-benar menjadi santri yang saleh.
~~~~~~

“Baik secara syariat, akhlak, maupun aturan pondok pesantren, ngintip ke dalam pondok putri adalah pelanggaran yang tidak bisa dibiarkan,” kata Gus Dur.

Dari segala aspek hukum apapun si santri ini jelas salah. Dan keputusan Kiai Fattah benar-benar memberi pelajaran berharga bagi Gus Dur.

Jika Kiai Fattah hanya ikut apa kata hukum saat itu, si santri memang benar harus diusir, pesantren jelas tidak akan rugi, Kiai Fattah tidak akan repot. Hanya saja santri tersebut akan kehilangan peluang untuk bisa berubah menjadi orang yang lebih baik. Dengan langkah sederhana, Kiai Fattah menunjukkan bahwa ada yang lebih penting daripada sekadar mengikuti nalar hukum, yaitu mengikuti nalar kemanusiaan.

“Ternyata di atas hukum, masih perlu adanya rasa kemanusiaan,”
kata Gus Dur.

Dari cerita versi KH. Anwar Zahid, santri ini kemudian menjadi kiai yang punya santri cukup banyak.
Dan suatu ketika, Gus Dur dan santri ini bertemu. Dengan akrab Gus Dur pun bertanya,
"Yang kamu curi dulu warnanya apa, Nda?”

Keduanya pun tertawa terpingkal-pingkal. Tanpa menyadari, bahwa dari sanalah kemanusiaan untuk negeri ini lahir beberapa dekade tahun kemudian saat si kepala keamanan naik pangkat jadi kepala negara.

#Desember_bulan_Gus_Dur

Kamis, 07 Desember 2017

Do'a-do'a yang dibaca saat bayi dalam kandungan

Tak sulit temukan pria yang baik karena mereka ada di sekitar kita.

1. Memiliki integritas
Jika dia mengatakan dia akan melakukan sesuatu, dia akan menindaklanjutinya dan melakukan apa yang dia katakan. Pria seperti ini bisa diandalkan dan selalu ada untuk teman-temannya, apalagi kekasihnya.

2.Selalu jujur
Orang baik akan mengatakan yang sebenarnya dan bukan hanya apa yang ingin didengar lawan bicaranya. Seorang pria jujur tidak akan membuat janji yang tak akan ditepati atau mengarang cerita agar terlihat hebat.

3. Dewasa
Pria dewasa dapat dilihat dari caranya menjalani hidup. Mereka hidup mandiri dan tidak bergantung pada kedua orangtuanya. Mereka memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri. Mereka juga bisa menjaga nama baik orangtuanya.

4. Bersikap baik
Orang-orang positif biasanya lebih banyak tersenyum dan tertawa. Pria dengan sikap positif bisa diketahui dari caranya membawa diri. Dia akan selalu ceria dan melihat sisi baik dari semua hal.

5. Percaya diri
Pria yang baik selalu percaya pada diri sendiri. Ini adalah karakteristik penting bagi orang baik. Sebab, ketika mereka percaya diri, mereka selalu bisa menjadi diri sendiri. Pria yang baik selalu percaya pada apa yang diyakininya.

Bermimpi Itu Tanpa Batas, Harus Tahu Batasan Diri! Kejar Mimpi yang Realistis!

Menjadi generasi millennial ada untungnya dan ada ruginya. Untungnya, tentu kita punya kesempatan untuk mengejar mimpi lebih luas daripada generasi zaman dulu. Mudahnya akses informasi dan banyaknya bidang-bidang baru memberi kita ruang gerak yang luas. Sementara kemajuan zaman juga membuat pikiran juga semakin terbuka. Ruginya, kaum millennialterkenal dengan generasi yang pembosan, sulit konsisten pada satu hal dalam jangka waktu yang lama.

Kita barangkali adalah generasi yang tertarik pada risiko. Bila generasi terdahulu bisa bertahan di suatu tempat hingga puluhan tahun, kita bisa tiba-tiba saja memutuskan ingin pergi karena merasa apa yang kita jalani selama ini bukanlah yang kita inginkan. Lantas dengan semangat mengejar mimpi yang sesungguhnya, kita mengorbankan banyak hal, mulai dari meninggalkan pekerjaan hingga mengeluarkan modal yang besar.

Kita memang harus punya mimpi agar hidup terarah. Dan mimpi haruslah dikejar. Namun ada kalanya apa yang kita sebut mimpi hanyalah keinginan sesaat saja. Karenanya, sebelum benar-benar melangkah, tinjau dulu mimpimu. Apakah itu benar-benar sudah yang kamu mau? Apakah kamu sudah benar-benar tahu ke mana arahmu?

1. Sekilas bermimpi itu pekerjaan gampang. Namun menentukan mimpi mana yang harus dikejar dalam keterbatasan waktumu, itu sulit

Realitas Mimpi

Menjadi generasi millennial ada untungnya dan ada ruginya. Untungnya, tentu kita punya kesempatan untuk mengejar mimpi lebih luas daripada generasi zaman dulu. Mudahnya akses informasi dan banyaknya bidang-bidang baru memberi kita ruang gerak yang luas. Sementara kemajuan zaman juga membuat pikiran juga semakin terbuka. Ruginya, kaum millennialterkenal dengan generasi yang pembosan, sulit konsisten pada satu hal dalam jangka waktu yang lama.

Kita barangkali adalah generasi yang tertarik pada risiko. Bila generasi terdahulu bisa bertahan di suatu tempat hingga puluhan tahun, kita bisa tiba-tiba saja memutuskan ingin pergi karena merasa apa yang kita jalani selama ini bukanlah yang kita inginkan. Lantas dengan semangat mengejar mimpi yang sesungguhnya, kita mengorbankan banyak hal, mulai dari meninggalkan pekerjaan hingga mengeluarkan modal yang besar.

Kita memang harus punya mimpi agar hidup terarah. Dan mimpi haruslah dikejar. Namun ada kalanya apa yang kita sebut mimpi hanyalah keinginan sesaat saja. Karenanya, sebelum benar-benar melangkah, tinjau dulu mimpimu. Apakah itu benar-benar sudah yang kamu mau? Apakah kamu sudah benar-benar tahu ke mana arahmu?

1. Sekilas bermimpi itu pekerjaan gampang. Namun menentukan mimpi mana yang harus dikejar dalam keterbatasan waktumu, itu sulit

Menentukan mimpi sama dengan menentukan masa depan via unsplash.com

Apa sulitnya bermimpi? Secara sederhana, kita hanya perlu tidur dan memimpikan sesuatu. Secara lebih dalam, kita tinggal memikirkan apa yang ingin kita raih di masa depan. Namun di kehidupan nyata, menyusun mimpi tidak segampang itu. Ingin punya usaha sendiri, ingin jadi dosen, ingin jadi artis, ingin jadi travel blogger, adalah mimpi-mimpi yang bisa kita sebutkan dengan mudah. Tapi yang mana yang ingin kamu tekuni seumur hidupmu dan yang mana yang hanya kamu inginkan untuk memuasi rasa penasaranmu?

2. Kamu bertekad untuk mengejar mimpimu, dengan merelakan apa yang kamu punya saat ini. Pastikan dulu, apakah itu mimpi atau sekadar pelarian sesaat?


Sia-sia saja jika hanya mengejar pelarian sesaat via unsplash.com

Mudahnya seperti saat kita membicarakan soal pekerjaan. Banyak yang mengatakan bahwa yang terbaik adalah bekerja sesuai passion. Dengan begitu kamu tidak akan terasa seperti bekerja. Dengan alasan inilah kita bisa meninggalkan pekerjaan yang kita anggap bukanlah mimpi yang ingin kita hidupi. Kamu ingin bebas, keluar, dan mengejar mimpimu yang sesungguhnya. Namun sebelum kamu benar-benar meninggalkan pekerjaanmu, apakah kamu sudah benar-benar tahu apa yang ingin kamu kejar di luar sana? Apakah kamu sudah yakin bahwa apa yang kamu jalani saat ini bukan mimpimu? Atau barangkali kamu hanya sedang bosan saja?

3. Sebagai generasi millennial, angin yang menggoyah kita lebih besar. Apakah keinginanmu sudah muncul dari hati, atau hanya sekadar ikut-ikutan tren masa kini?

Benarkah itu wujud idealisme ataukah sekadar ikut trend zaman?

Benarkah itu wujud idealisme ataukah sekadar ikut tren zaman? via unsplash.com

Generasi millennial hidup di era berjayanya teknologi. Mudahnya informasi menyebar, di satu sisi bisa menyebarkan motivasi dan inspirasi. Namun di sisi lain, bisa juga menjadi angin kencang yang menggoyah kaki. Banyaknya pilihan yang kita punya akibat dari kebebasan yang lebih luas, mengharuskan kita untuk berpikir matang-matang sebelum menentukan. Apa yang kamu kejar itu apakah benar-benar mimpimu atau sekadar mengikuti perkembangan zaman alias ikut-ikutan?

4. Mungkin mimpi usang yang ingin kamu tinggalkan, sebenarnya masih valid. Hanya sekadar kelelahan yang buat kamu jenuh dan ingin menyerah

Ibarat perjalanan, mungkinkah kamu hanya sedang lelah saja?

Ibarat perjalanan, mungkinkah kamu hanya sedang lelah saja? via unsplash.com

Lantas apa yang ingin kamu tinggalkan saat ini sudah benar-benar sesuatu yang tidak kamu jadikan list keinginanmu? Bila kamu ingin meninggalkan pekerjaanmu yang terasa sangat berat dan menekan, apakah benar karena itu bukan bidangmu, ataukah kamu hanya sedang bosan saja? Hal ini penting, sebab ketika meninggalkan sesuatu, tentu kita harus sudah punya rencana untuk hal lain. Namun bila sebuah keputusan hanya didasarkan pada rasa bosan, rencana apapun yang kita susun akan bersifat penghiburan semata.

5. Berarti yang kamu butuhkan bukan perubahan jalur menuju mimpi baru yang masih abstrak, tapi hanya sekadar istirahat untuk kembali kumpulkan energi dan motivasi

Istirahat itu kunci sukses

Istirahat itu kunci sukses via unsplash.com

Rasa bosan dan jenuh adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Tidak melulu karena kamu belum berada di jalur yang tepat, melainkan juga meskipun kamu sudah berada di tempat yang tepat. Apa yang kita sebut passion, tidak menutup kemungkinan kita mengalami kejenuhan di sana. Apapun itu bila sudah dijalani terlalu lama, tentu akan menumbuhkan rasa bosan dan keinginan untuk mengerjakan hal yang lainnya. Bila ini yang terjadi, belum tentu kamu membutuhkan perubahan haluan. Bisa jadi, kamu hanya butuh refreshing dan liburan.

6. Setiap mimpi harus dipikirkan dan direncanakan dengan matang. Bukan sekadar menuruti sifat impulsif semata lalu berhenti di tengah jalan

Harus direncanakan dengan matang, agar tak bosan di tengah jalan

Harus direncanakan dengan matang, agar tak bosan di tengah jalan via unsplash.com

Setiap mimpi memang harus dikejar. Namun sebelumnya, mimpi juga harus direncanakan dengan matang. Sifat impulsif yang dekat dengan rasa ingin ikut-ikutan bukan salah satu sifat mimpi yang harus dikejar. Sebab mengejar mimpi yang seperti itu, bukan tidak mungkin membuat kita ‘hilang rasa’ di tengah jalan karena bosan saja. Hanya karena sekarang sedang tren ini, bukan berarti kamu harus ikut juga. Menentukan mimpi tidak bisa sembarangan. Sebab itulah arah hidup yang kamu inginkan.

7. Sebab menemukan sesuatu yang ingin dilakukan selamanya memang tak mudah, tak mengapa bila kini kamu belum tahu arah. Yang penting, jangan gegabah

Menentukan arah memang tak mudah

Menentukan arah memang tak mudah via unsplash.com

Di usia 20-an kita akan dihadapkan pada hari-hari galau untuk menentukan kehidupan. Bila sekarang usiamu 20-an dan mulai gelisah karena tak kunjung tahu apa yang kamu mau, tak perlu tertekan. Kamu bukan satu-satunya yang merasakan. Menentukan arah hidup memang tidak mudah. Sebab dalam pikiran kita mungkin ada segudang hal yang ingin kita wujudkan. Karena itu, kita harus melakukan wawancara mendalam dengan diri sendiri, dan barangkali, mencoba berbagai kemungkinan. Apa yang ingin kamu lakukan dan apakah kamu sudah berada di jalur yang tepat adalah pertanyaan yang susah dijawab, namun pelan-pelan kamu pasti bisa menentukannya.

Merancang mimpi sama dengan merancang masa depan. Bila kita sudah tahu apa tujuan kita, kita bisa segera menyalakan kompas, dan menentukan ke arah mana kita harus melangkah. Jelas, setiap mimpi memang harus dikejar. Sedikit atau banyak pengorbanan mungkin dibutuhkan, tak mengapa demi kebahagiaan yang lebih besar. 



Selasa, 28 November 2017

Cara Mengisi Tinta Printer Canon E400

Cara mengisi tinta printer canon E400 dengan catrdige PG47 hitam dan CL57 warna umumnya Semua catrdige tinta Canon asli atau kompatibel termasuk PG-640/510/512/37/40/50 & CL-641 /641XL/511/513/38/41/51). Cara mengisi tinta printer Canon E400 berlaku juga cara mengisi tinta untuk catrdige yang disebutkan tersebut. Jika Anda tahu caranya, ini akan sangat membantu untuk Anda bisa melakukannya sendiri. Berikut ini cara mengisi tinta printer Canon E400. Catatan: Cara Mengisi Tinta Printer Canon E400 ini dilakukan hanya untuk printer Canon yang menggunakan tinta individual. Semua kartrid tinta Model Canon pada dasarnya cara isi ulang persis sama dan proses yang dijelaskan di bawah ini dapat digunakan dengan cartridge jenis lain. Petunjuk & gambar untuk cara mengisi tinta printer Canon E400 cartridge warna CL57 hitam, hanya ada satu lubang untuk mengisi di cartridge hitam. Untuk mencegah mengisi tinta printer berantakan, tutupi area kerja Anda dengan beberapa lembar koran dan siapkan beberapa lembar tisu untuk pembersihan tumpahan tinta. 1. Buka cover printer lalu keluarkan catridge tinta hitam dan warna dari printer Canon E400. Buka label stiker printer untuk memastikan letak catridge yang harus dilubangi. 2. Setelah stiker label catridge Canon E400 dibuka, carilah lubang kecil untuk mengisi tinta. Perbesar lubang kecil tersebut menggunakan alat tajam bisa dengan menggunakan bor, mata bor kecil, atau dengan obeng kecil yang tajam. Lakukan perlahan tapi jangan terlalu dalam melubangi catridge. 3. Untuk cara mengisi tinta canon E400 catridge CL57 warna, sama halnya dengan tinta hitam, bedanya terdapat 3 lubang kecil untuk diperbesar lubang, agar jarum suntik bisa mengisi tinta ke dalam catridge printer. Catatan: Catridge warna jangan sampai salah dalam mengisi tinta, perhatikan letak warna disesuaikan dengan tempatnya sesuai gambar di atas. Suntikkan tinta menggunakan jarum suntik. Jangan terburu-buru langkah ini, atau Anda akan membuat berantakan tinta. Karena Anda tidak dapat melihat level tinta, petunjuk pertama Anda bahwa cartridge penuh, adalah tinta disuntikan tinta meluap. Memegang tisu dilipat melawan jarum adalah cara terbaik untuk mencegah tinta tumpah dan membuat kekacauan. Cara lain adalah dengan berhenti menyuntik dan memeriksa printhead (di bawah) setelah menyuntik. Ketika cartridge penuh, tinta akan mulai bocor melalui printhead. Ketika itu terjadi, menyedot tinta kembali (dengan jarum suntik) sampai berhenti bocor pada head. Tinta tidak terlalu banyak yang disuntikan, jika terlalu banyak maka akan mengalami kebocoran pada printhead. Setelah selesai suntik semua tiga warna, untuk menghilangkan kelebihan tinta. Terus menekannya, sampai tidak ada lagi tinta keluar pada printhead. Kemudian hanya membersihkan kartrid dengan tisu, Jika sudah selesai menyuntik tutuplah lubang suntikan pada catridge dengan menggunakan stiker apa saja, bisa dengan menggunakan isolasi.

Jumat, 24 November 2017

Kata Bijak Tentang Kehidupan

kehidupan ini adalah sebuah perjalanan singkat yang harus dilewati oleh setiap manusia, namun tidak semua berjalan sesuai dengan harapan. ada rintangan dan tantangan yang harus dihadapai oleh setiap manusia. dan dalam realisasinya tidak semua manusia dapat melewati tantangan tersebut. butuh kesabaran dan usaha dalam mengarungi lika-liku kehidupan ini. dan sebagai hadiah atau reward terhadap ketegaran dalam menjalani kehidupan ini yakni manusia tersebut diangkat derajatnya oleh tuhan didunia maupun diakhirat kelak setelah dia meninggal.

Agar perjalanan kehidupan manusia dapat dinikmati dan disyukuri maka setipa orang harus memiliki formulasi tersendiri sebagai alat kekuatan dalam melawan semua perasaan jenuh dan bosan dengan kehidupan yang sangat variatif. tulisan ini memberikan satu formulasi yang tepat agar kehidupan ini dapat diarungi secara semangat dan penuh hikamah. Formulasi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah sekumpulan kata kata mutiara cinta tentang kehidupan. yang mana dapat digunakan setiap orang dan kapanpun itu ketika orang itu mengalami penurunan motivasi akibat dari kerasnya arus kompetisi kehidupan.

 (Mutiara Cinta Tentang Kehidupan)

“Yang terpenting bukanlah standart kehidupan, melainkan cara menjalani kehidupan (Sri sathya sai baba)”

“Yang terpenting dari kehidupan bukanlah kemenangan, namun bagaimana bertanding dengan baik (baron pierre de courtin)”


“Anda memiliki kuas, Anda memiliki warna-warna, Anda dapat melukis surga, dan kemudian masuk ke dalamnya.”

“Dunia ini adalah cermin raksasa, mencerminkan kembali siapa diri anda. Jika anda penuh kasih sayang, ramah dan suka menolong, maka dunia akan penuh kasih sayang, ramah dan suka menolong. Dunia adalah siapa diri anda.”

“Hal penting justru tidak pernah menjadi prioritas manusia. Tidak seperti bentuk kehidupan lainnya, pengejaran penuh gairah akan hal-hal yang tidak penting dan berlebihan merupakan salah satu sifat utama dari keunikan manusia (Eric Hoffer)”

“Harta benda yang didapat dengan mudah dan cepat, sesungguhnya semua itu tidaklah bersifat abadi, dengan cepat pula harta benda itu lepas dari milik kita. (Douglas Jerrold)”

“Hidup adalah surge bagi mereka yang mencintai banyak hal dengan suatu gairah (Los Buscaglia)”

“Hidup adalah tantangan, hadapilah. Hidup adalah anugerah, terimalah. Hidup adalah duka lara, tanggungilah. Hidup adalah tragedy, tuntaskanlah. Hidup adalah tugas, laksanakanlah. Hidup adalah cita-cita capailah. Hidup adalah permainan, mainkanlah. Hidup adalah misteri, singkapkanlah. Hidup adalah lagu, nyanyikanlah. Hidup adalah kesempatan, ambillah. Hidup adalah perjalanan, jalanilah. Hidup adalah janji, penuhilah. Hidup adalah keindahan, bersyukurlah. Hidup adalah perkelahian, bertarunglah. Hidup adalah jiwa, sadarilah. Hidup adalah perkelahian, bertarunglah. Hidup adalah jiwa, sadarilah. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah. (tagore)”

“Hidup adalah hidup, bukan berfikir. Agar hidup bebas, kita harus membebaskan diri dari pikiran-pikiran negative (Vernon Howard)”

“Hidup bukanlah suatu tujuan. Hidup adalah suatu perjalanan. Kita semua menemui tikungan dan belokan yang tak terduga, puncak gunung serta lembah. Semua yang terjadi pada kita membentuk diri kita sekarang. Dan dalam petualangan setiap hari, kita menemukan kualitas terbaik didalam diri kita (james lee valentine)”

“Hidup itu seperti bermain tenis, orang yang dapat memukul dengan baik jarang kalah (Hermine Hartley)”

“Hidup itu sperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak (Albert Enstein)”

“Hidup mengajari kita untuk tidak terlalu kejam terhadap diri sendiri dengan orang lain. (Goethe)”

“Hidup tanpa rintangan bukanlah hidup sebenarnya. Seseorang harus hidup dengan api dibawah kakinya (Mohammad iqbal)”

“Hidup tidak dibangun di atas pengorbanan dan tugas-tugas besar, namun oleh hal-hal kecil, dimana senyuman dan kebaikan serta kewajiban-kewajiban kecil yang dijadikan kebiasaan adalah yang memenangkan dan merawat hati serta ketentraman (Davy)”

“Hiduplah seakan-seakan hari itu adalah hari tekahirmu, sehingga kamu akan berbuat yang terbaik di hari tersebut (zig ziglar)”

“Jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan (Edith Wharlon)”

“Jenis Kehidupan yang paling membahagiakan adalah jenis kehidupan yang memberikan kesempatan kepada kita untuk meraih kepercayaan diri kita (dr. Samuel johnson)”

“Jika anda berpendapat bahwa dunia adalah dingin, usahakanlah untuk membuat api. (Hermine Hartley)”

“Jika kita tahu dan paham bahwa kita merupakan bagian dari semesta yang terbuka dan dinamis, dan bahwa pikiran kita merupakan bagian dari realitas, maka kita dapat memilih untuk hidup lebih kreatif dan lebih kuat. (John Kehoe)”

“Kehidupan adalah serangkaian pelajaran yang harus dialami untuk dimengerti (Ralph Waldo Emerson)”

“Kehidupan bagi saya bukanlah sebuah lilin kecil. Kehidupan merupakan sebuah obor besar yang dapat saya genggam sesaat, dan saya ingin membuatnya menyala seterang-terangnya sebelum menyerahkan kepada generasi yang akan dating (George Bernard shaw)”

“Kehidupan kebanyakan orang, baik secara fisik, intelektual maupun moral, berada dalam keterbatasan kemampuan yang dimilikinya (William james)”

“Kerja dan hidup adalah petualangan yang saling berhubungan, dibimbing oleh perasaan, diterbangkan dengan semnagat, dan dipelihara oleh jiwa. (robin rubin dan stuart avery gold)”

“Ketika suatu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalau lama hingga kita tidak meilhat pintu lain yang telah terbuka (edith wharthon)”

“Kita hidup didunia ini, tetapi jangan  sampai terikat kepada dunia. Kita perlu mengetahui bahwa dunia ini penuh dengan kesukaan yang palsu dan kita harus menjaga iman kita, agar selalu berada dalam ajaran sejati, bagaikan bunga teratai hidup dalam lumpur tanpa ternoda  (guru ching hai)”

“Manusia tidak merajut jarring-jaring kehidupan. Kita hanyalah seutas benang diantaranya. Apapun yang kita lakukan terhadap jarring tersebut, kita melakukannya terhadap diri kita sendiri. Semua hal berkaitan satu sama lain. Semua hal saling berhubungan. (chief sheattle)”

“Manusia yang hidup di dunia tanpa mempunyai  harta akan merasakan kesunyian, tatapi jika orang hidup hanya mengejar harta akan mati sia-sia (pepatah jawa)”

“Mempersatukan cita-cita orang banyak dapat menciptakan karya besar, tatapi bila hanya seorang diri meskipun telah menguras semua kepandaian, namun jika timbul sedikit keraguan kecil saja takkan mampu kita menghadipinya (edith wharton)”

“Nilai hidup harus diukur dengan garis yang lebih mulia, yaitu kerja dan bukannya usia. (Richard brinsley sheridan)”

“Nilai utama dari suatu kehidupan bukanlah apa yang anda dapatkan, tapi apa yang anda lakukan (jim rohn)”

“Perubahan yang paling bermakna dalam hidup adalah perubahan sikap. Sikap yang benar aka menghasilkan tindakan yang benar.”

“Semakin banyak kita hidup, semakin banyak hal yang harus kita selesaikan. (Channing)”

“Semua kehidupan adalah sama adanya, oleh sebab itu, wahai anak-ku, perlakukanlah setiap orang secara sama rata. (Sri sathyia sai baba)”

“Seni hidup adalah seni menggunakan pengalaman, pengalaman anda sendiri adalah orang lain. (Viscount Samuet)”

“Sesungguhnya banyak yang harus kita lakukan di dalam kehidupan ini, tapi amatlah sedikit yang telah dapat kita wujudkan (Cecil Rhodes)”

“Setiap manusia pad intinya adalah agung, serta memiliki semua kulitas dan kekuatan yang kita kaitkan dengan keagungan tuhan dalam keadaan yang mendasar, dan ini semua perlahan-lahan terkuak, mengarah pada peningkatan kesempurnaan serta pengembangan kesadaran yang tidak terbatas (I.K Taimni)”

“Urusan kita dalam kehidupan bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi untuk melampaui sendiri, untuk memecahkan rekor kita sendiri dan untuk melampaui hari kemarin demi hari ini (stuart b. johnsons)”

“Waktu adalah kehidupan. Waktu tidak dapat dibalikkan dan tidak dapat digantikan. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan kehidupan. Menguasai waktu berarti menguasai kehidupan, dan pada akhirnya akan memperoleh kebahagiaan. (Akira Kurasawa)”


“Dari waktu ke waktu mereka muncul di muka bumi, manusia dengan kesempurnaan yang langka dan luar biasa, yang memesona kita dengan kebaikan mereka, dan yang kualitas luar biasanya memancarkan cahaya cemerlang. Mereka seperti bintang-bintang indah dilangit, yang asalnya tidak kita hiraukan, dan nasibnya setelah hancur tidak kita ketahui. Orang-orang seperti ini tidak memiliki nenek moyang atau keturunan; mereka adalah seluruh ras mereka (Jean De La Bruyere)”

“Dunia adalah cerminan diri anda. Ketika anda membenci diri sendiri, anda membenci semua orang. Tetapi ketika anda menyukai diri anda, seluruh dunia terasa indah (Louise Hay)”

“Dunia adalah komedi bagi mereka yang melakukannya, atau tragedy bagi mereka yang merasasakannya (horse walpole)”


“Alam semesta kita terbuat dari apa adanya, dan didalamnya terdapat satu tuhan, dan satu prinsip yang ada, dan satu hukum, dan satu kebenaran (Marcus Aurileus)”

“Anda Cuma bias hidup sekali saja di dunia ini, tetapi jika anda hidup dengan benar, sekali saja sudah cukup (Joe E. Lewis)”

“Apakah anda mencintai kehidupan? Maka jangan buang waktu, karena waktu adalah penyusun kehidupan (wiliam shakespare)”


“Arti hidup adalah menemukan nilai dalam hal-hal yang kita lakukan (G.Schwadtner)”

“Beberapa orang menjalani kehidupan dan puas bahwa gelas itu setengah penuh. Yang lainnya menghabiskan seluruh hidupnya dengan penyesalan bahwa gelas itu kososng. Kebenarannya adalah: ada sebuah gelas dengan sejumlah air di dalamnya. Setelah itu terserah anda. (james Vuocolo)”

“Berikan yang terbaik pada dunia, dan yang terbaik akan kamu dapatkan  (anonim)”

“Cara terbaik untuk mencintai kehidupan adalah dengan cara mencintai banyak hal (Van Gough)”

“Dalam menjalani hidup ini, agar damai lahir dan batin, setiap orang harus menjadi pelita bagi dirinya sendiri (Buddha Gautama)”


Rabu, 22 November 2017

Patah Tumbuh Hilang Berganti

Yang patah tumbuh
Yang hilang berganti
Yang hancur lebur
Akan terobati
.
Yang sia-sia
Akan jadi makna
Yang terus berulang
Suatu saat henti
.
Yang pernah jatuh
Kan berdiri lagi
.
(Karya : Chairil Anwar)
.
Puisi ini juga pernah di-musikalisasi oleh band indie terkenal, Banda Neira 🎶

Senin, 20 November 2017

ISNU Sidoarjo Adakan Seminar Nasional, Pangan Sehat Untuk Kesehatan Optimal

Ahad, (19/11) pagi. Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama' (ISNU) Sidoarjo menggelar seminar nasional yang bertema "Pangan halal dan sehat untuk kesehatan optimal". Acara tersebut diselenggarahkan di gedung PC LP Ma'arif NU Sidoarjo. Peserta seminar terdiri dari 70 peserta guru dan 30 lainnya dari kalangan umum.

Ketua ISNU Sidoarjo, Sholehudin : Membeberkan bawasannya organisasi tidak sekedar badan otonom seperti Ansor dan Fatayat saja, namun dengan adanya organisasi ini juga sebagai wadah. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh ISNU yakni penggarapan bidang pendidikan dan pendampingan akreditasi madrasah yang bekerjasama dengan Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif. Termasuk Kegiatan yang bersifat insidentil, salah satunya dengan mengadakan seminar.

Masih banyak makanan yang berbadan hukum serta berkemasan menarik, namun belum dapat di identifikasi halal dan layak konsumsi. Bahkan masih terdapat bahan kimia nantinya dapat merusak otak manusia, umumnya pada usia anak-anak. "Tutur Sholeh.

Oleh sebab itu, lanjut pria yang baru saja mendapatkan predikat wisudawan terbaik program S3 di UINSA ini, yang mempunyai wewenang dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak adalah para guru, maka pihkanya menggandeng para guru di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma'arif Sidoarjo.

Selaras hal tersebut Wakil Ketua PCNU Sidoarjo, Zainal Abidin memberi apresiasi dan mendukung langkah yang dilakukan oleh ISNU Sidoarjo. Menurutnya, kegiatan ini sangat luar biasa. Pasalnya, ISNU mampu bekerja sama dengan semua stakeholder.

"Kita akan mendapatkan ilmu yang tidak pernah kita dapatkan di pesantren. Karena di pesantren sangat identik dengan halal. Mudahan-mudahan ilmu seperti ini akan mempunyai efek dan bermanfaat untuk kesehatan kita,"  pungkas pria yang juga Ketua KPU Sidoarjo itu.

Dalam seminar ini, dua narasumber dihadirkan Fransiska Rungkat Zakaria selaku konsultan WHO Indonesia. Ia berbicara mengenai sajian pangan yang halal dan sehat untuk kesehatan optimal. Selain itu, Puguh Iryanto dari praktisi dan komunitas pecinta pangan halal dan sehat dari H2C2 Community.

Selasa, 14 November 2017

Cinta Datang Tak Terduga

Cinta bisa dirasakan kapan dan dimana saja. Cinta tidak terbatas pada usia atau jenis kelamin. Cinta merupakan perasaan yang datang tiba-tiba.

Anda butuh seseorang untuk mendampingi hidup.

Tak jarang, Anda yang masih lajang merasa kesepian dan ingin memiliki pasangan. Anda tentu ingin memiliki kekasih untuk berbagi cerita di saat senang atau sedih.

Anda butuh seseorang untuk melengkapi Anda.

Lajang adalah status yang menyenangkan namun suatu saat perasaan tersebut dapat berbalik sebab Anda butuh seseorang untuk dicintai dan mencintai. Tak hanya itu, Anda pun membutuhkan seseorang untuk mendukung Anda.

Teman berbagi cerita.

Anda butuh seseorang untuk untuk berbagi perasaan dan pemikiran. Tidak ada manusia yang ingin tinggal sendirian seumur hidup. Anda butuh seseorang untuk berbagi cerita yang bersifat pribadi dan rahasia.

Amalan Rabu Wekasan (Bulan Shafar)

Rabu wekasan atau pungkasan, yaitu hari rabu terakhir bulan shofar. Sebagian ulama ahli kasyf mengatakan bahwa pada hari itu diturunkan beberapa macam bala’.

Di Musholla Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu Sarang Rembang Jawa Tengah, setiap malam rabu terakhir bulan Shofar dan dilaksanakan ba’da sholat maghrib, ada kegiatan berupa melaksanakan sholat sunnah hajat agar menolak bala’ (hajat lidaf’il bala’).

Dan pada tahun ini, Rabu wekasan jatuh pada hari Selasa Pon malam Rabu Wage tanggal 26 Shofar 1439 H/ 14 November 2017 M.

Sholat dilaksanakan empat roka’at, baik dengan dua tasyahud satu salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعَالَى

atau dua tasyahud dua salam, dengan niat:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الْحَاجَةِ لِدَفْعِ الْبَلَاءِ رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى

Setelah membaca Al-Fatihah, kemudian membaca Surat Al-Kautsar 17x, Surat Al-Ikhlash 5x, Surat Al-Falaq 1x dan Surat An-Nas 1x. Hal ini dilakukan tiap rokaat. Artinya tiap rokaat membaca semua surat tersebut.

Selesai sholat empat rokaat, kemudian membaca Do’a ini:

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اللّٰهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ اِكْفِنَا مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ يَا مَنْ لَآ إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اللّٰهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ اِكْفِنَا شَرَّ هٰذَا الْيَوْمِ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيْ فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هٰذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَنَعُوْذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْسِكَ أَنْ تُجِيْرَنَا وَوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَهْلَنَا وَأَحْبَابَنَا، وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا مِنْ شَرِّ هٰذِهِ السَّنَةِ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيْهَا، وَاصْرِفْ عَنَّا شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ يَا كَرِيْمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لَنَا فِيْ هٰذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَأَوْلَادِنَا وَأَهْلِنَا وَمَا تُحِيْطُهُ شَفَقَةُ قُلُوْبِنَا وَجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. اللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ، النَّبِيِّ الْأُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ، اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ هٰذَا الشَّهْرِ، وَمِنْ كُلِّ شِدَّةٍ وَبَلَاءٍ وَبَلِيَّةٍ قَدَّرْتَهَا فِيْهِ يَا دَهْرُ، يَا مَالِكَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، يَا عَالِمًا بِمَا كَانَ وَمَا يَكُوْنُ، وَمَنْ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُوْنُ، يَا أَزَلِيُّ يَا أَبَدِيُّ، يَا مُبْدِئُ يَا مُعِيْدُ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا ذَا الْعَرْشِ الْمَجِيْدِ، أَنْتَ تَفْعَلُ مَا تُرِيْدُ، اللهم احْرُسْ بِعَيْنِكَ أَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَمْوَالَنَا وَدِيْنَنَا وَدُنْيَانَا الَّتِيْ ابْتَلَيْتَنَا بِصُحْبَتِهَا بِحُرْمَةِ الْأَبْرَارِ وَالْأَخْيَارِ، بِرَحْمَتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا غَفَّارُ، يَا كَرِيْمُ يَا سَتَّارُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ بِأَسْمَائِكَ الْحُسْنَى، وَبِكَلِمَاتِكَ التَّامَّاتِ، وَبِحُرْمَةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تَحْفَظَنَا وَأَنْ تُعَافِيَنَا مِنْ بَلَائِكَ، يَا دَافِعَ الْبَلَايَا، يَا مُفَرِّجَ الْهَمِّ وَيَا كَاشِفَ الْغَمِّ، اِكْشِفْ عَنَّا مَا كُتِبَ عَلَيْنَا فِيْ هٰذِهِ السَّنَةِ مِنْ هَمٍّ أَوْ غَمٍّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا.

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَاْلآفَاتِ وَتَقْضِـيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَـى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اللهم اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Tata cara ini ada di kitab Kanzun Najah Was-surur Karya Syekh Abdul Hamid Qudus, dan Dinuqil dalam kitab Nubdzatul Anwar.
Link download :
https://drive.google.com/file/d/1ORmwXBKO6ddu06TSt8XLJaZhgEg6UkI1/view?usp=drivesdk

Survei Terbaru : Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah

Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat li...