Jumat, 23 Februari 2018

Dawuh Cak Nun

Kalau kau lembek, kau mudah diinjak.
Kalau kau keras, kau mudah dipatahkan.
Kalau kau pamer kuasa, kau akan mendapat perlawanan

Orang itu dirangkul, jangan dipukul
Orang itu diajak komunikasi, jangan dipameri
Orang yang kau anggap bodoh, bisa jadi malah membongkar kebodohanmu

Jangan pernah meremehkan siapapun
Jangan pernah usik siapapun
Jangan pernah sombong terhadap siapapun

Dhawuh #EmhaAinunNadjib #Kiaiku #Nahdlatululama #santri #Maiyah #Indonesia

Selasa, 20 Februari 2018

Pesan KH. Marzuki Mustamar di PKL Ansor Sidoarjo

Dalam Kegiatan PKL GP Ansor, pada 15 - 18 Februari 2018 di Pondok Pesantren Bumi Sholawat (Gus Ali) Lebo - Sidoarjo.

Ber NU itu Ber Islam dhohiron wa bathinan, harus dengan serius berjuang untuk kepentingan umat Islam, bukan untuk kepentingan diri sendiri.

Jangan sekali - kali kita dekat dengan Wahabi dan segala sesuatu yang terkait dengan Wahabi, termasuk partai Politik yang didukung golongan orang - orang yang suka menghina Ulama dan NU.

Salah satu yang mendasari lahirnya NU adalah polah tingkah pergerakan Wahabi saat itu yang menghancurkan situs-situs Islam. Bahkan, bagi Wahabi makam Nabi dianggap berhala, thogut. Sehingga bagi mereka membongkar makam nabi itu wajib.

Hal tersebut menjadi salah satu dasar terbentuknya komite hijaz dan melakukan pergerakan untuk menyelamatkan makam Rosululloh.

Dengan alasan kemusrikan, orang wahabi menghancurkan situs sejarah dan bukti sejarah Islam untuk melemahkan iman anak cucu kita. Dan di balik mereka adalah desain besar dari yahudi dan amerika. Jadi di belakang Wahabi itu yahudi dan amerika.

NU berdiri dalam rangka mencegah penyebaran wahabi. Para kyai dengan mendirikan NU tidak ingin Islam dicampuri orang selain Islam.

Ansor sebagai generasi muda NU harus komitmen untuk memperjuangkan apa yang diperjuangkan para Kyai dan tidak boleh mendukung golongan lain dalam bentuk apa pun.

Sabtu, 17 Februari 2018

Seiring Bertambah Usia Akan Lebih Mudah Bahagia

Dilansir dari Daily Mail, para peneliti dari University of Cambridge mengungkapkan, seiring bertambahnya usia, seseorang menjadi tidak lagi moody, lebih menyenangkan, dan lebih teliti dengan waktu.

Perubahan ini terkait dengan otak yang lebih matang secara alami seiring dengan bertambahnya usia. Hal tersebut dipetakan oleh para ilmuwan melalui teknologi baru yang memungkinkan mereka melacak perubahan otak dari waktu ke waktu.

Berfokus pada lapisan luar otak, korteks, tim peneliti memeriksa otak dari 500 orang dan menemukan hubungan yang signifikan antara ketebalan daerah tertentu dan sifat-sifat kepribadian. Yakni, daerah terkait dengan keramahan, kemurungan dan kesadaran tampaknya berubah seiring bertambahnya usia.

Jumat, 16 Februari 2018

Mengocek Bola dan Selebrasi Dakwah Mohamed Salah

Banyak cara yang dilakukan pesepakbola dalam meluapkan kegembiraan usai mencetak gol. Tak jarang, selebrasi unik pun dipertontonkan menurut identitas personal masing-masing pemain.

Cristiano Ronaldo misalnya. Bintang Real Madrid dan timnas Portugal ini identik dengan melompat dan membelakangi penonton sembari meregangkan kedua tangan dan kakinya usai mencipta gol.

Beberapa pesepakbola yang taat agama juga punya cara lain untuk mengekspresikan kegembiraannya usai mencetak gol. Seringkali menengadahkan tangan ke atas seraya bersyukur.

Mohamed Salah Ghaly, satu di antara pesepak bola Islam yang tak sungkan menunjukkan identitasnya sebagai muslim yang taat. Ia mengekspresikan kegembiraannya dengan sujud syukur di lapangan.

Pemain kelahiran Mesir, 15 Juni 1992, ini kerap menengadahkan pandangannya ke langit sambil menunjuk ke atas. Setelah itu, ia bersimpuh ke tanah, pertanda sujud syukur kepada sang khalik.

Salah memang terlahir dari keluarga muslim yang taat. Magi, istri Salah, bahkan menamai anaknya Makka yang terinspirasi dari Mekkah, kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.

Pemilihan nama Makka berlangsung cepat tanpa perdebatan. Magi mengusulkan Makka karena menyukai kota tersebut dan Salah langsung menyetujuinnya.

Untuk membedakan kota suci dan lokasi perjudian, Magi mengubah ejaan Mecca (dalam bahasa Mesir) menjadi Makka.

Kendati merumput di beberapa klub Eropa, di mana pemeluk Islam menjadi minoritas, Salah yang kini merapat ke Liverpool, tak meninggalkan identitasnya sebagai muslim yang taat.

Ketika bermain untuk FC Basel, Chelsea, Fiorentina, dan AS Roma, Salah tetap melakukan kewajiban salat di waktu luang. Terutama melakukan sujud syukur di lapangan seusai mencetak gol.

Di skuat Liverpool sendiri ada beberapa pemain muslim lainnya, yakni Emre Can dan Sadio Mane.

Rasanya tak selesai satu artikel membicarakan soal Mohamed Salah. Musim ini dia bermain amat cemerlang bersama Liverpool. Selain menjadi top skor, Salah juga berhasil membawa The Reds menduduki peringkat kelima klasemen sementara Liga Inggris.

Tak heran jika dia menjadi idola bagi suporter Liverpool. Dikarenakan Salah berasal dari Mesir dan seorang muslim, bahkan banyak penggemar yang mendadak ingin mengenal agama samawi ini. Mereka ramai-ramai bikin status ingin masuk Islam.

@Ross_Simpson19
Salah scores again?? That’s it.. I’m Muslim now #lfc

@sliverslfc
Salah is turning me Muslim

@abhiverma842
Mohammed Salah , Making Liverpool fans Muslim

Selain hebat dalam umpan dan punya naluri cetak gol tinggi, gaya Salah di lapangan juga membuat banyak orang bertanya. Penampilannya biasa saja, tak pernah meledak-ledak dalam merayakan gol.

Hanya mengarahkan dua jari telunjuknya ke atas seperti ingin mengatakan jika dia bukan pemain hebat dan tak punya apa-apa tanpa kekuatan yang diberikan Allah SWT.

Salah memang luar biasa..!! Di lapangan hijau, tak hanya mengocek bola tapi juga berdakwah dengan caranya mengajarkan kesantunan dan menyebar kedamaian. Tak salah jika banyak penggemar Liverpool mendadak ingin masuk Islam gara-gara Salah. Subhanallah...!!!

Jumat, 09 Februari 2018

Penyakit Gunung

Penyakit gunung biasanya hadir di sela kita saat kita sedang aktif dalam kegiatan pendakian gunung. Sering juga kita tidak menyadarinya atau tidak mengetahuinya. Padahal, aneka penyakit gunung akan menjadi berbahaya apabila kita telah terkena dan lambat dalam penanganannya. Berikut ini untuk menambah pengetahuan kita tentang penyakit gunung dan cara penanganannya.

HEAT CRAMPS
Heat Cramps atau kram karena panas adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Heat Cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.

Gejalanya:
-Kram yang tiba - tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.
-Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.

Penanganannya:
Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.

HEAT EXHAUSTION
Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena / terpapar panas selama berjam - jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan. Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.

Gejalanya:
-Kelelahan.
-Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.
-Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
-Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
-Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
-Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.

Penanganannya:
-Istirahat didaerah yang teduh.
-Berikan minuman yang mengandung elektrolit. ( Lanjut di komentar )
Dari : @pelangi_senja1209
#santripendaki #pendakiindonesia

Senin, 05 Februari 2018

Cara Menyimpan File PDF SIMPATIKA

Mungkin cara ini sudah umum dilakukan oleh para operator RA/Madrasah yang berpengalaman, tapi ada juga yang belum mengetahuinya terutama operator pemula dan sebagian operator kaum hawa.

Data Simpatika yang bisa disimpan mulai Surat A05, S03c, S05a, S07a, S08a, S12a, sampai S29a serta Kartu PTK semuanya berbentuk format pdf.

Untuk menyimpan file hasil akhir input data Simpatika tersebut pertama-tama kita harus memilih browser yang digunakan, karena tidak semua browser internet ada fiturnya untuk menyimpan.
Pilihlah browser internet “Opera widows” atau “Google Crome” yang ada di komputer atau laptop anda, kemudian jalankan seperti biasa.

Langkah pertama bukalah halaman login Simpatika, sebagai contoh buka login kepala dan pilih halaman “Keaktifan Diri” kemudian pilih “Cetak Ulang” ajuan bagi yang sudah mengajukan S25a, atau “Cetak Kartu” bagi yang sudah aktif tervalidasi admin Kemenag.

Pada halaman berikutnya akan nampak file siap dicetak , untuk menyimpan file tersebut klik “Change..” seperti di bawah ini!

Selanjutnya muncul jendela pilihan perubahan jenis tipe printer yang telah di instal di laptop anda, selain itu ada pilihan Save/Simpan, maka kita pilih saja “Save/Simpan” , seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini

Langkah terakhirnya pilih simpan file dengan mengklik tombol “Save/Simpan” di bagian sebelah kanan bawah, pilih tempat yang anda inginkan untuk menyimpan file tersebut

Perubahan pengaturan ini hanya berlaku satu kali saja, untuk menyimpan file cetak yang akan datang sudah tidak perlu lagi mengulang pengaturan tersebut karena sudah otomatis tersimpan, kecuali kalau ingin merubah kembali kepengaturan semula, silahkan lakukan cara seperti diatas.

Nah demikian selesai trik untuk menyimpan file pdf di Simpatika, semoga dapat membantu

TIPS JITU KIAI SAIFUDDIN ZUHRI TAKLUKKAN MURID BANDEL

Sudah menjadi rahasia umum barangkali, di tiap kelas baik di sekolah umum maupun madrasah, ada saja anak bandel atau nakal, meski dalam batas-batas tertentu. Misalnya, suka membuat onar, mengganggu teman dan membuat gaduh. Hal ini, sedikit banyak, tentu mengganggu proses pembelajaran di dalam kelas.

Menangani hal ini, ada berbagai cara yang dilakukan guru atau ustadz di kelas, mulai dari menghukum sampai mencibirnya sebagai contoh yang tidak baik untuk ditiru. Respon yang demikian ini, kadang tidak solutif. Alih-alih membuat sang anak berhenti, yang ada justru semakin bandel dan menjadi-jadi.

KH Saifuddin Zuhri (alm), selain sebagai tokoh pergerakan nasional, komandan milisi Islam Hizbullah dan mantan menteri agama RI, beliau juga dikenal sebagai pendidik. Dalam otobiografinya yang legendaris, Guruku Orang-orang dari Pesantren, ia banyak menceritakan pengalamannya dalam mendidik. Salah satu hal yang diungkapkan, adalah bagaimana cara seorang guru menangani murid yang bandel atau nakal.

“Anak yang bersangkutan dipanggil ke muka  kelas, diberi nasihat dan peringatan seperlunya. Atau menahan dia pada jam mengasoh (istirahat–red) untuk sekali lagi diberi nasihat dan peringatan. Atau dengan jalan aku panggil ke rumah. Aku tanyakan kepadanya, apakah cukup aku sendiri yang menasihati, atau biar aku serahkan kepada orang tuanya untuk dinasihati?” demikian tulis ayahanda Menag RI Lukman Hakim Saifuddin.

Tak hanya itu, jurnalis NU tersebut juga masih memberi opsi yang tak kalah jitu, dengan menulis sebagai berikut: “Ada lagi dengan cara lain. Anak itu aku dekatkan di hatiku. Aku panggil ke rumah untuk membantu pekerjaanku yang tidak ada hubungannya dengan sekolah. Misalnya aku ajak menyertai aku ke pasar membeli bibit tanaman dan dia kusuruh menemani aku menanam bibit itu di halaman rumahku. Pokoknya aku dekatkan dengan hatiku dan kuinsyafkan bahwa aku sangat sayang kepadanya,” tulisnya.

Dengan demikian, ungkap Kiai Saifudin, pada umumnya ia berhasil menjadikan anak yang bandel, nakal, menjadi redam. Meski begitu, imbuhnya, tidak bisa sekaligus, memerlukan sedikit waktu dan kesabaran. (Ahmad Naufa)

Sumber : NU_Online
https://www.instagram.com/p/BezalXaFPOj/

Sabtu, 03 Februari 2018

Semoga Keturunan Saya Tak Ada yang PNS

Tulisan di bawah ini adalah kesaksian Yuri Mahatma, putra almarhum H. Mahbub Djunaidi yang tinggal di Bali. Ia bercerita bagaimana ayahnya mendidik anak-anaknya. Yuri mengirim catatan ini melalui surat elektronik kepada NU Online, Rabu (2/10) dalam rangka Haul ke-18 H. Mahbub Djunaidi. Berikut catatannya.

Ayahanda, seperti layaknya bapak-bapak pada umumnya. Di lingkungan tempat kami tinggal selain beliau dikenal sebagai tokoh NU, anggota DPR, dan wartawan/kolumnis, dia juga dikenal sebagai jago main layangan. 

Kalau dia sudah naikin layangan di loteng kami, orang-orang kampung pada takut ngadu…hehe. Saya dan kakak saya bagian pegangin gulungan benang gelasan sambil jadi cheer leadernya.

Hal lain, yang melekat di ingatan saya, Ayahanda suka membakar sendiri sate kambing. Biasanya setiap ba'da jumatan. Arang kayu disusun diatas genteng tanah liat. Anak-anak yang ngipasin sambil sesekali mengelap air liur yg ngecess. Biasanya teman-teman ayahanda juga datang dalam kesempatan seperti ini macam Oom (saya manggilnya Oom) Zamroni dan terkadang Oom Akbar Tandjung, dan lain-lain.

Hal yang paling ditekankan beliau kepada anak-anak adalah masalah disiplin waktu. Bukan kebetulan kalau dia menghadiahi saya buku karya terjemahan Jules Verne, 80 Hari Keliling Dunia, sebagai buku pertama saya yang bukan cerita bergambar (non-komik) adalah supaya kami anak-anak paham betul bagaimana cara menghargai waktu.

Kedua, adalah baca buku. Dalam kesempatan apapun, apabila beliau harus menghadiahi seseorang, entah teman, kerabat ataupun anak-anak, pastilah buku yang menjadi pilihannya sambil tidak lupa membubuhi tanggal dan tanda tangan beliau di bagian sampul. 

Alahmadulillah kebiasaan ini menurun ke saya. Selain bermusik (sekarang saya musisi professional), hobby saya adalah menyantap buku. Dan ini saya jadikan kebiasaan juga akhirnya untuk selalu membawa anak-anak saya ke toko buku. "Urusan lain boleh pelit, tapi untuk beli buku jangan berhitung", demikian kerap dia berujar.

Hal yang sering dia ucapkan di kala senggang, adalah "Semoga keturunan saya gak ada yang jadi PNS". "Kerja sendiri, wirausaha, adalah sebaik-baik pekerjaan," ujarnya. 

Konon suatu kali adik beliau susah cari kerja dan meminta tolong kepada ayahanda sekedar membuatkan "katabeletje" kepada salah satu departemen pemerintah agar dia bisa diterima menjadi PNS. 

Ayahanda menulis sesuatu sebagaimana diminta, memasukannya ke dalam amplop, dan kemudian disegel dgn lem. Belakangan baru diketahui bahwa beliau menulis: "Jangan terima adik saya ini!" Hal ini menjadi bahan guyonan selama bertahun-tahun

Tentang pendidikan ruhani, layaknya para bapak yang lain, beliau selalu menyempatkan diri, bila sedang berada di rumah untuk mengimami kami semua. 

Zaman kami kecil belum ada yang namanya FPI (Front Pembela Islam, red.) yang memancing perdebatan. Saat itu paling cuma perbedaan remeh-temeh NU-Muhammadiyah. 

Jadi pemahaman beragama kami secara kultural jelas NU. Pemahaman beragama kami sebatas Rukun Islam dan Rukun Iman. Kadang kala sedikit mejelaskan tentang perbedaan Sunni-Syiah, yang bagi dia, keduanya adalah Islam yang diakui sah.

Demikian mungkin sedikit kenangan kami dengan ayahanda saat kecil. Perlu dipahami, ayahanda menganut poligami (walaupun akhirnya bercerai dengan ibu kami). Ibu kandung kami adalah Hj. Toety Suparti istri kedua beliau.

Semasa menikah dengan ayahanda kami tinggal di bilangan Pasar Minggu. Sedangkan istri pertama beliau (alm) Hj. Asni Djunaidi. Dari Istri pertama beliau dikarunai 5 orang anak (3 putri dan 2 putra) yang 2 sudah almarhum/ah, 2 orang tinggal di jakarta sedangkan seorang di Bandung. 

Sedangkan dari ibu kami, lahir 2 putra, saya dan kakak saya Rizal Djunaidi. Kami berdua tinggal di Bali bersama Ibunda yang sudah sakit-sakitan dan berbaring saja di tempat tidur. Hubungan saya dan kakak-kakak tiri, Alhamdulillah terjaga, silaturahmi dengan baik.

Wassalam Yuri

Sumber : NU_Online
Abdullah | Rabu, 02 Oktober 2013 18:00

Jumat, 02 Februari 2018

Ilmu, Seni dan Shufi

"Ahli tasawwuf menamai orang yang berhasil memakai logika buat mencapai kebenaran dengan nama; 'alim. Tetapi orang yang berhasil mencapai tingkat tertinggi dalam perasaan, mereka namai; 'arif. Sebab lanjutan daripada ilmu ialah ma'rifat.
~
Biarkanlah sarjana menyelidiki alam sepuas-puasnya. Menganalisa dan membanding. Teruskanlah penyelidikan. Tetapi jangan lupa bahwa itu belum cukup. Seniman pun biarkanlah pula menyelidik keindahan alam dan meresapkannya ke dalam jiwanya untuk kelak dihidangkannya ke atas persada kemanusiaan. Tetapi jangan lupa bahwa itu pun belum cukup.
~
Maka di samping ilmu dan seni, dengarkanlah pula seruan dari nabi-nabi dan rasul-rasul dan ahli shufi yang jujur. Kerana merekalah yang akan membawa kita naik ke atas puncak dari ilmu dan puncak dari seni."
~
[Dikutip oleh @Santrijagad dari karya HAMKA, Pandangan Hidup Muslim, hal.194, Bulan Bintang: Jakarta, 1992. Foto: Prof. Dr. Hamka dan KH Shohibul Wafa Ahmad Tajul 'Arifin atau Abah Anom Suryalaya]

Kamis, 01 Februari 2018

URUTAN KETURUNAN DALAM KELUARGA JAWA

Dalam Keluarga Jawa biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak dan Ibu. Orang tua Bapak dan ibu disebut Eyang (Kakek/Nenek dalam bahasa Indonesia). Orang tua Eyang disebut apa? dan seterusnya.

Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) dan level leluhur (ke atas) sampai urutan ke-18 dalam Bahasa Jawa.

URUTAN KE ATAS :

Moyang ke-18. Eyang Trah Tumerah
Moyang ke-17. Eyang Menyo-menyo
Moyang ke-16. Eyang Menyaman
Moyang ke-15. Eyang Ampleng
Moyang ke-14. Eyang Cumpleng
Moyang ke-13. Eyang Giyeng
Moyang ke-12. Eyang Cendheng
Moyang ke-11. Eyang  Gropak Waton
Moyang ke-10. Eyang Galih Asem
Moyang ke-9. Eyang Debog Bosok
Moyang ke-8. Eyang Gropak Senthe
Moyang ke-7. Eyang Gantung Siwur
Moyang ke-6. Eyang Udeg-udeg
Moyang ke-5. Eyang Wareng
Moyang ke-4. Eyang Canggah
Moyang ke-3. Eyang Buyut
Moyang ke-2. Eyang (kakek/nenek dlm bhs Indonesia)
Moyang ke-1. Bapak/Ibu

DILIHAT DARI POSISI KITA :

Urutan ke bawah :
Keturunan ke-1. Anak
Keturunan ke-2. Putu
Keturunan ke-3. Buyut
Keturunan ke-4. Canggah
Keturunan ke-5. Wareng
Keturunan ke-6. Udeg-udeg
Keturunan ke-7. Gantung siwur
Keturunan ke-8. Gropak Senthe
Keturunan ke-9. Debog Bosok
Keturunan ke-10. Galih Asem
Keturunan ke-11. Gropak waton
Keturunan ke-12. Cendheng
Keturunan ke-13. Giyeng
Keturunan ke-14. Cumpleng
Keturunan ke-15. Ampleng
Keturunan ke-16. Menyaman
Keturunan ke-17. Menyo2
Keturunan ke-18. Tumerah

Ini adalah peninggalan leluhur yang nyaris terlupakan. Mari kita lestarikan budaya serta menghormati leluhur. Semoga bermanfaat.

Survei Terbaru : Tingkat Literasi Indonesia di Dunia Rendah

Indonesia menempati ranking ke 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat li...